Rasisme dan Toleransi

RASISME DAN TOLERANSI


Apa itu rasisme? Dan apakah rasisme itu bisa dipertanggungjawabkan? Secara singkat, rasisme adalah paham yang menyatakan, bahwa satu ras lebih tinggi dari ras lainnya. Rasisme bergerak dari pengandaian dasar, bahwa karakter seseorang amat ditentukan dari unsur-unsur biologis yang lahir bersamanya. Dari pandangan ini, maka masyarakat perlu dipisahkan antara satu ras yang lebih unggul, dan ras lainnya yang dianggap lebih rendah.

Rasisme bagaikan kanker yang terus menjalari sejarah peradaban manusia. Rasisme tampil dalam bentuk kebencian terhadap orang lain, karena orang itu memiliki warna kulit, bahasa, serta kebudayaan yang berbeda. Akibatnya, rasisme seolah menjadi bahan bakar terciptanya perang, konflik berdarah, pembantaian massal, dan perbudakan.

Rasisme berpijak pada pengandaian, bahwa manusia itu berbeda secara biologis dan ontologis, dan perbedaan itu lalu melahirkan tingkat-tingkat sosial di dalam masyarakat, antara satu ras dan ras lainnya. Pertanyaan kritisnya adalah, apakah perbedaan biologis dan ontologis itu ada? Jika kita bisa membuktikan, bahwa manusia, pada dasarnya, tidak sungguh berbeda, seperti dibayangkan oleh kaum rasis, maka rasisme seluruhnya menjadi tidak masuk akal, maka tak punya dasar apapun. Pertanyaannya kembali, apakah kita sungguh berbeda?

Jika kita menelusuri pandangan ini, kita bisa membuat kesimpulan, bahwa rasisme itu, pada dasarnya, tidak mungkin. Tidak ada alasan yang cukup kuat, yang mendorong orang untuk bertindak rasis terhadap orang lainnya, karena setiap manusia, apapun latar belakang kultural maupun biologisnya, pada dasarnya, adalah sama, karena merindukan hal yang sama, dan berasal dari titik yang juga sama. Bahan bakar rasisme adalah kesalahan berpikir dan kehendak jahat. Sayangnya, seringkali, kesalahan berpikir dan kehendak jahat membuat kita mampu melakukan hal-hal yang “tak mungkin dan keji”… itu yang seringkali terjadi di dalam sejarah

TOLERANSI
Istilah Toleransi sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat yang menjunjung tinginya. Istilah toleransi berasal dari bahasa latin  "telorare"  artinya menahan diri,  bersikap sabar,  membiarkan orang lain mengajukan pendapat,berhati lapang terhadap orang yang memiliki pendapat berbeda. 

Sikap toleransi bukan brarti membenarkan  semua pandangan yang dibiarkan itu,  tetapi mengakui kebebasan serta hak-hak asasi  para penganutnya. Toleransi  adalah suatu sikap saling menghargai  kelompok - kelompok atau antar individu dalam masyarakat. 

Berbicara tentang toleransi erat kaitanya dengan melarang diskriminasi sekalipun banyak terdapat golongan yang berbeda  agama, suku, ras, dan antar golongan. 

Toleransi juga menyangkut kehidupan sosial di masyarakat, misalnya dalam lingkungan masyarakat terdapat banyak suku, katakan suku A, B, C. Sebagai masyarakat yang paham tentang toleransi menghargai  suku orang lain merupakan hal yang penting karena akan menciptakan keharmonisan dalam lingkungan tersebut. 

Toleransi tidak hanya satu pihak saja, semua pihak harus menjalankanya. Dalam negara yang pluralis seperti Indonesia di butuhkan toleransi karena akan tercptaanya suatu kebersamaan, pertahanan, dan integritas.Tanpa apanya toleransi permusuhan,perkelahian akan selalu ada, dan menimbulkan perpecahan. 

Istilah toleransi  sudah tidak asing lagi di negara yang beraneka ragam ini, namun banyak yang tidak menjunjung tingginya. Toleransi memang satu kata yang mudah diucap namun memiliki ribuan makna. 

Untuk menyadarkan semua masyarakat dalam sebuah negara yang pluralism tak semudah yang di pikiran. Toleransi ibaratkan sebuah konsep yang luhur tetapi sangat susah untuk mengaktualisasinya. 

Sikap toleransi  yang tumbuh dalam diri setiap individu memberikan nilai tersendiri apabila terjun ke lingkungan masyarakat. Tanpa apanya toleransi disintegritas pasti terjadi, perkelahian, ataupun mematikan kelompok yang satu dengan yang lain.

Komentar

Postingan Populer